Makalah Perbankan Syariah Tafsir Ahkam Ekonomi Surah Yusuf

Ditulis oleh: -
tA$s% tbqããu÷s? yìö7y tûüÏZÅ $\/r&yŠ $yJsù ôM?|Áym çnrâxsù Îû ÿ¾Ï&Î#ç7.^ß žwÎ) WxÎ=s% $£JÏiB tbqè=ä.ù's? ÇÍÐÈ §NèO ÎAù'tƒ .`ÏB Ï÷èt/ y7Ï9ºsŒ Óìö7y ׊#yÏ© z`ù=ä.ù'tƒ $tB ÷LäêøB£s% £`çlm; žwÎ) WxÎ=s% $£JÏiB tbqãYÅÁøtéB ÇÍÑÈ §NèO ÎAù'tƒ .`ÏB Ï÷èt/ y7Ï9ºsŒ ×P%tæ ÏmŠÏù ß^$tóムâ¨$¨Z9$# ÏmŠÏùur tbrçŽÅÇ÷ètƒ ÇÍÒÈ

47.  Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
48.  Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
49.  Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur."

tA$s%ur à7Î=yJø9$# ÎTqçGø$# ÿ¾ÏmÎ/ çmóÁÎ=÷tGór& ÓŤøÿuZÏ9 ( $£Jn=sù ¼çmyJ¯=x. tA$s% y7¨RÎ) tPöquø9$# $uZ÷ƒt$s! îûüÅ3tB ×ûüÏBr& ÇÎÍÈ tA$s% ÓÍ_ù=yèô_$# 4n?tã ÈûÉî!#tyz ÇÚöF{$# ( ÎoTÎ) îáŠÏÿym ÒOŠÎ=tæ ÇÎÎÈ y7Ï9ºxx.ur $¨Y©3tB y#ßqãÏ9 Îû ÇÚöF{$# é&§qt6tGtƒ $pk÷]ÏB ß]øym âä!$t±o 4 Ü=ŠÅÁçR $uZÏFuH÷qtÎ/ `tB âä!$t±®S ( Ÿwur ßìÅÒçR tô_r& tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÎÏÈ
54.  Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar Aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja Telah bercakap-cakap dengan Dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari Ini menjadi seorang yang berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami".
55.  Berkata Yusuf: "Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".
56.  Dan Demikianlah kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (Dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. kami melimpahkan rahmat kami kepada siapa yang kami kehendaki dan kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Mufradat :
bqããu÷s?                 = Bercocok tanam, berladang
$\/r&yŠ                       = Biasa
M?|Áym               = Kalian tuai/ petik
nrâxsù                    = Maka biarkanlah
&Î#ç7.^ß                    = Pada bulirnya
bqè=ä.ù's?                   = Kalian makan
Š#yÏ©                    = Amat sulit
`ù=ä.ù'tƒ                     = Menghasilkan
LäêøB£s%                    = Kalian menghadapi
bqãYÅÁøtéB                = Simpan
P%tæ                       = Tahun
^$tóム                    = Hujan
brçŽÅÇ÷ètƒ                 = Mereka memeras
móÁÎ=÷tGór&             = Memilih dia
ûüÅ3tB                     = Berkedudukan
ûüÏBr&                      = Dipercaya
ûÉî!#tyz                    = Bendaharawan
áŠÏÿym                  = Pandai menjaga, menyimpan
OŠÎ=tæ                     = Berpengetahuan
&§qt6tGtƒ                      = Dia berkuasa penuh
]øym                    = Dimana saja
ä!$t±o                      = Dia kehendaki
=ŠÅÁçR                   = Kami limpahkan
ßìÅÒçR                    = Kami sia- siakan




Tafsir dan Analisis :
Berikut tafsir surah yusuf ayat 47 – 49 pada kitab Safwah al- Tafasir 2 :
Berikut tafsir surah yusuf ayat 47 – 49 pada kitab Tafsir al- Qasimi :
Dari dua buah kitab diatas memiliki tafsir yang hampir sama dan kamipun setuju akan isi dari tafsir tersebut. Untuk menganalisis lebih lanjut dan memudahkan analisis kami pun mengambil beberapa tafsir lain yang berbahasa Indonesia seperti Tafsir al- Azhar, dan Tafsir Ibnu Qatsir Jilid ke-empat. Sama seperti sebelumnya isinya pun tak jauh berbeda.
          Pada awal surah yusuf ayat 47 dalam  tafsir al- azhar  maksudnya dari “ Dia berkata: “Kamu akan berladang tujuh tahun dengan kerja keras.” ( pangkal ayat 47) tujuh tahun lamanya tanahmu akan subur, hujan pun cukup, atau banjir sungai nil akan melimpah. Tetapi sungguhpun demikian, kesuburan tanah itu pun hanya akan dapat memberi hasil yang berlimpah- limpah apabila dikerjakan dengan Da-aban; kerja keras membanting tulang. Adapun dalam tafsir Ibnu Katsir, Qasimi, dan Safwah mengartikan Da-aban dengan sebaimana biasa, maksudnya berladanglah kamu sebagaimana biasa. Dijelaskan juga bahwa mimpi raja 7 ekor sapi gemuk maksudnya 7 tahun kesuburan tanah dan hujan. Dalam penafsiran ini kami setuju kepada keduanya namun lebih condong kepada tafsir al- azhar karena secara logika pemakalah walaupun tanah subur dan hujan cukup tak ada gunanya tanpa usaha keras atau telaten dalam mengerjakannya
          Kemudian dilanjutkan dengan “Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu tinggalkan pada tangkai/ bulirnya, kecuali sedikit dari apa yang kamu makan.” (ujung ayat 47) maksudnya setelah bekerja keras berladang selama tujuh tahun apabila hendak menuai/ memanen lading tersebut hendaklah diambil sedikit untuk kamu makan sedangkan sisanya biarkan ditangkainya atau dilumbungkan, supaya awet dan tahan lama. Disini diambil contoh gandum sebagai hasil ladangnya. Hal serupa juga ditafsir ibnu katsir, safwah dan qasimi bahwa hasil 7 tahun disimpan dan dibiarkan dibulirnya agar awet dalam tafsir ini kami setuju sepenuhnya.
          Nabi Yusuf memberitahukan pada ayat selanjutnya bahwa “kemudian akan datang pada yang demikian itu tujuh tahun yang payah” (pangkal ayat 48). Maksudnya setelah 7 tahun kesuburan tibalah 7 tahun yang payah dan amat sulit dikarenakan tak cukup hujan, dan kemarau yang terlalu panjang sehingga disebutkan dalam mimpi raja 7 ekor sapi yang kurus- kurus, karena tanah kering tentu saja binatangpun jadi kurus- kurus pula. “dia akan memakan apa yang kamu sediakan baginya.” Dia disana maksudnya 5 tahun yang kering gersang dan kemarau itu, sehingga hasil gandum menjadi susut samasekali, malahan hangus sebelum berbuah, pada waktu itu kemarau yang 7 tahun akan menghabiskan persediaan dari limpahan hasil 7 tahun yang subur itu. Itu sebabnya nabi yusuf menyuruh untuk menyimpan dan mengawetkan/ melumbungkan dan tidak berlebihan memakannya pada 7 tahun yang subur. “kecuali sedikit dari yang kamu lumbungkan.” (ujung ayat 48) maksudnya yang kamu lumbungkan/ simpan itulah yang akan menyelamatkan kamu dari bahaya kelaparan di 7 tahun yang amat sulit. Itulah yang digambarkan dalam mimpi raja bahwa 7 ekor sapi kurus- kurus memakan 7 ekor sapi gemuk yang berarti 7 tahun sulit menghabiskan persediaan 7 tahun yang subur kecuali simpanan yang kamu awetkan.
          Dan katanya lagi “kemudian akan datang sesudah yang demikian setahun yang manusia diberi cukup hujan dan mereka memeras.” (ayat 49) maksudnya setelah 7 tahun kesuburan dan 7 tahun yang payah akan datang tahun dimana manusia diberi cukup hujan, sehingga tanah yang tadinya mati, hidup kembali, tanah pun subur, tanaman menghijau dan mereka memeras gandum dijadikan tepung, memeras gandum dijadikan makanan yang lain bahkan dijadikan minuman, yang semuanya menunjukkan kembalinya hidup, karena terlepas dari bahaya kelaparan. Bisa juga memeras anggur dan menurut Ali bin Abu Thalhah, yang diterimanya dari Ibnu Abbas “memeras air susu  dari kambing atau sapi- sapi yang telah gemuk karena kesuburan telah kembali, pun termasuk dalam ayat ini.”
          Sayid Quthub didalam “Fi Zhilalil Qur’an” meminta perhatian kita tentang tahun yang ke- 15 tanah akan subur, hujan akan banyak turun dan orang- orang mulai memeras hasil tanaman dan ternak ini tidaklah termasuk dalam rangka mimpi raja. Karena mimpi raja hanya 2 kali tujuh tahun, tahun subur dan tahun kemarau. Kata Sayyid Quthub, tambahan penerkaan yusuf yang setahun ini sehingga berjumlah 15 tahun, adalah Ilmul Ladunni yang langsung diterima yusuf dari Allah.
          Demikianlah Yusuf telah mena’birkan mimpi raja dengan jelas sementara para penasehat raja tak mampu mena’birkannya. Dalam mena’birkan pun dia menyelipkan nasehat seperti Da-aban : bekerja keras jangan malas karena 7 tahun yang subur adalah kesempatan untuk mencadangkan kebutuhan pada 7 tahun sulit. Yusuf telah mengatakan mudah mena’birkan mimpi seperti halnya mena’birkan mimpi temannya yang dipenjara dahulu bukan karena tenung, bukan ramal, sihir, tetapi anugerah langsung dari Allah. Berkat didikan tauhid dari ayahnya Ya’qub, kakeknya Ishak dan Datuknya Ibrahim.
          Dari 4 tafsir diatas kami menganalisis hubungan 3 ayat ini dengan politik ekonomi adalah bagaimana peran seorang yusuf yang saat itu berstatus menjadi tahanan namun tanpa meminta imbalan dia tetap memberi saran juga mena’birkan mimpi raja, berarti secara politik dia berkepribadian yang baik dan jujur untuk menyampaikan apa yang dia ketahui. Lalu pada ekonominya lebih besar lagi peran Yusuf yaitu lewat mimpi raja dia mampu mengatur dan memanage sebuah Negara (mesir) pada saat itu dan tentu saja dengan pertolongan Allah Swt. Dia memberi nasehat yang santun kepada raja lewat mimpi itu bahwa tanpa bekerja dan hemat maka mereka tidak akan mampu menghadapi tahu berikutnya. Seandainya dalam sistem dinegara kita ini diterapkan suatu politik ekonomi yang seperti ini yaitu secara jujur, adil dan bertanggung jawab terhadap kata- kata yang diucapkan maka sungguh impian Negara yang damai dan sejahtera akan mudah tercapai.
Berikut tafsir surah yusuf ayat 54 - 56 pada kitab Safwah al- Tafasir 2 :
Berikut tafsir surah yusuf ayat 54 - 56 pada kitab Tafsir al- Qasimi :
          Sebelum memasuki tafsir ayat 54 kita perlu tahu pada ayat sebelumnya diceritakan perempuan- perempuan yang dahulu terpesona dan menggoda nabi Yusuf memberi saksi bahwa Yusuf adalah manusia yang baik- baik sehingga raja percaya lalu pada ayat 54, “berkatalah raja, bawalah dia kepadaku.”(pangkal ayat 54). Bawalah dia ke dalam istana ini. “akan kujadikan dia orang yang rapat kepadaku.” Karena orang seperti Yusuf lah yang pantas menjadi ahli majlis raja. Dalam tafsir ibnu katsir dijadikan orang yang dekat/ penasehat. Maka dilaksanakanlah perintah raja. Nabi Yusuf dibawa ke istana dan dibawakan baju persalinan orang- orang besar, lalu diiringi dengan kebesaran ke dalam majlis raja.
          “Maka tatkala raja bercakap dengan dia.” Yaitu ketika Nabi Yusuf betemu dan becakap langsung dengan raja, dalam tafsir lain dikatakan setelah bercakap Raja pun terpesona akan akhlak, karakter, kelebihan, kepandaian, profil dan kesempurnaannya. Raja melanjutkan “Raja berkata, mulai hari ini engkau disisi kami adalah orang yang berpangkat/ berkedudukan.” Tidak lagi menjadi sembarang orang tidak pula seorang tahanan tetapi menjadi orang yang berkedudukan ibarat jadi menteri mendadak. Dilanjutkan “dan dipercayai.” (ujung ayat 54) yaitu sudah pasti dimanapun seorang yang berkedudukan pastilah orang yang dipercayai bukan sembarang orang. Pangkat/ kedudukan adalah semata- mata kehormatan yang dianugerahkan Raja. Tetapi Nabi Yusuf lebih dari itu beliau selain diberi kedudukan juga diberi tanggung jawab sebab dipercayai.
          Tersebut dalam beberapa tafsir, bahwa tatkala Yusuf telah hadir dalam majlis raja dan becakap- cakap kembali mengulang- ulangi tentang mimpi raja yang ganjil itu,dengan muka berseri- seri raja bertitah kepada segenap orang besar- besar yang hadir: “Adakah kita mendapati orang lain yang seperti Yusuf ini? Yang senantiasa turun kepadanya bantuan langsung dari Tuhan?.” Semuanya menggelengkan kepala karena kagum. Lalu raja pun bertitah kepada Yusuf sendiri: “ Setelah Allah memberi pengetahuan kepada kami tentang siapa engkau ini, maka saya memutuskan bahwa ahli hikmat dalam negeri ini hanya engkau, maka istana ini adalah istana engkau, segala perintah yang keluar dari mulut engkau akan ditaati oleh rakyatku. Kelebihanku dari engkau hanya satu saja, yaitu karena akulah yang duduk diatas tahta kerajaan. Maka mulai sekarang segala kekuasaan di Mesir ini aku serahkan ke tanganmu.” Lalu Raja menanggalkan cincin Cap Raja dari jarinya dan meletakkannya sendiri ke jari Yusuf dihadapan orang besar- besar yang banyak itu, lali dipakaikan kepada beliau pakaian yang sesuai dengan jabatannya dan dipakaikan pula kalung kebesaran dari emas pada lehernya, dan disediakan kendaraan yang layak beliau pakai, lalu dititahkan mengarak beliau keliling negeri Mesir . Dan beliau diberi gelar “penyelamat alam.” Lalu dikawinkan dengan seorang puteri anak orang besar kerajaan. Sedang usianya di waktu itu sebagai yang diriwayatkan Ibnu Abbas, 30 tahun.
          Setelah menerima limpahan karunia yang demikian itu. Yasuf pun menunjukkan keinsafan bahwa kehormatan tertinggi ini bukanlah semata- mata perhiasan hidup, tetapi tanggung jawab. Dia tidak mau hanya menerima harta berlimpah-limpah, pakaian keemasan, kendaraan yang mewah, kalau semua tidak seimbang dengan tanggung jawab. Sebab itu berdatang sembahlah dia kepada Raja.
          “Dia berkata: Jadikanlah aku (bertanggung jawab) atas perbendaharaan- perbendaharaan negara.” (pangkal ayat 55). Segala perbendaharaan atau sumber- sumber kekayaan, sumber ekonomi kata kita sekarang, diminta Yusuf supaya dipercayakan seluruhnya kepadanya, supaya dapat diatur mana yang patut dibelanjakan dan mana yang patut dihematkan. Dan dengan rendah hati dia mengatakan “Sesungguhnya aku adalah seorang pandai menjaga lagi berpengetahuan/ berpengalaman.” Dalam tafsir al- azhar hafizh diartikan pengatur, karena dalam suatu kerajaan yang teratur , kesanggupan mengatur kekayaan Negara itulah yang menjadi pokok pangkal dari kekayaan Negara. Berpengetahuan/ berpengalaman disana dimaksudkan bagaiman derita dan cobaan agi Nabi Yusuf dari dibuang kesumur lalu dijadikan budak, difitnah dan dipenjara lalu dikhianati teman hingga beberapa tahun lamanya. Dari pengalamannya itulah dia menjadi matang.­­­
          Menjadi perbincangan didalam kalangan ahli tafsir tentang sikap Nabi Yusuf ini, yaitu dua perkara yang pada waktu bias dipandang kurang layak pertama beliau diberi tanggung jawab, dan beliau meminta diberi pangkat, kedua beliau memuji diri sendiri. Serahkan kepadaku seluruh perbendaharaan Negara, sesungguhnya aku pengatur/ pandai menyimpan dan berpengetahuan. Tentang meminta suatu jabatan, sudah tersebut dalam sebuah hadist yang artinya:
“Berkata Nabi Muhammad s.a.w,. Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan pekerjaan ini kepada orang yang memintakannya atau sangat berambisi.” (Riwayat Bukhari & Muslim)
..... Ÿxsù (#þq.tè? öNä3|¡àÿRr& ( ÇÌËÈ
32.... Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci.....,
           Menurut az- Zamakhsyari Nabi Yusuf meminta kedudukan bendahara semata-mata karena Allah bukan sombong dan menginginkan kemegahan dunia. Qatadah mengatakan ini dalil yang membolehkan seorang muslim meminta jabatan kepada orang kafir daripada orang kafir itu memerintah semau- maunya. Sedangkan Abus Su’ud menafsirkan lebih dalam yaitu semua sudah kehendak Allah raja hanya perantara untuk menyalurkan apa yang ditakdirkan Allah. Menurut keterangan Muhammad bin Ishak, setelah Yusuf menyatakan kesanggupannya mengatur pembendaharaan Negara itu, raja mengabulkannya, dan pada waktu itu pula bendahara yang lama Athfir dimakzulkan dig anti Yusuf, tak lama Athfir meninggal dunia lalu raja menikahkan Yusuf dengan janda Athfir yaitu perempuan yang dulu menggodanya. Setelah begaul barulah diketahui bahwa Athfir mempunyai penyakit sehingga tidak bias menyetubuhi istrinya sehingga dia menggoda Yusuf dahulu. Menurut Ibnu Ishak, Nabi Yusuf beroleh putera dari perempuan itu 2 orang, yaitu Afraisim bin Yusuf dan Misya bin Yusuf.

          “Demikianlah, telah Kami berikan ketetapan bagi yusuf dinegeri itu, dia boleh menempati/ pergi kemana dia suka.” (pangkal ayat 56). Maksudnya setelah kekuasaan raja diserahkan kepadanya. Mulai waktu itu dia telah dapat berbuat sekehendak hatinya diseluruh bumi negeri Mesir, kemana saja dia pergi, dimana dia menginap bahkan dimana dia mau membuat istana tidak ada yang menghalanginya, sebagai kebalikan yang diterimanya dari deritanya selama ini.menurut al- Qurthubi dalam tafsirnya setelah Raja menyerahkan seluruh kekuasaan dibumi Mesir itu kepada Yusuf, ditunjukkannyalah sifat belaskasihannya kepada seluruh manusia. Dan diserunyalah mereka supaya memeluk agama islam. Wahab, as- Suddi, Ibnu Abbas dan lain- lain setelah dating 7 tahun yang subur diperintahkanlah untuk memperluas lading dan Nabi Yusuf mengatur pertanian dengan baik selama 14 tahun itu. Dengan persediaan dan kepandaiannya mengatur dan menghemat sehingga Negara Mesir menjadi kaya raya setelah 14 tahun itu.

0 komentar "Makalah Perbankan Syariah Tafsir Ahkam Ekonomi Surah Yusuf", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment