tA$s%
tbqããu÷s?
yìö7y
tûüÏZÅ
$\/r&y
$yJsù
ôM?|Áym
çnrâxsù
Îû
ÿ¾Ï&Î#ç7.^ß
wÎ)
WxÎ=s%
$£JÏiB
tbqè=ä.ù's?
ÇÍÐÈ
§NèO
ÎAù't
.`ÏB
Ï÷èt/
y7Ï9ºs
Óìö7y
×#yÏ©
z`ù=ä.ù't
$tB
÷LäêøB£s%
£`çlm;
wÎ)
WxÎ=s%
$£JÏiB
tbqãYÅÁøtéB
ÇÍÑÈ
§NèO
ÎAù't
.`ÏB
Ï÷èt/
y7Ï9ºs
×P%tæ
ÏmÏù
ß^$tóã
â¨$¨Z9$#
ÏmÏùur
tbrçÅÇ÷èt
ÇÍÒÈ
47.
Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)
sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya
kecuali sedikit untuk kamu makan.
48. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun
yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya
(tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
49. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang
padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras
anggur."
tA$s%ur
à7Î=yJø9$#
ÎTqçGø$#
ÿ¾ÏmÎ/
çmóÁÎ=÷tGór&
ÓŤøÿuZÏ9
( $£Jn=sù
¼çmyJ¯=x.
tA$s%
y7¨RÎ)
tPöquø9$#
$uZ÷t$s!
îûüÅ3tB
×ûüÏBr&
ÇÎÍÈ
tA$s%
ÓÍ_ù=yèô_$#
4n?tã
ÈûÉî!#tyz
ÇÚöF{$#
( ÎoTÎ)
îáÏÿym
ÒOÎ=tæ
ÇÎÎÈ
y7Ï9ºxx.ur
$¨Y©3tB
y#ßqãÏ9
Îû
ÇÚöF{$#
é&§qt6tGt
$pk÷]ÏB
ß]øym
âä!$t±o
4 Ü=ÅÁçR
$uZÏFuH÷qtÎ/
`tB
âä!$t±®S
( wur
ßìÅÒçR
tô_r&
tûüÏZÅ¡ósßJø9$#
ÇÎÏÈ
54.
Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar Aku memilih dia sebagai
orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja Telah bercakap-cakap dengan
Dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari Ini menjadi seorang yang
berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami".
55. Berkata Yusuf: "Jadikanlah Aku
bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga,
lagi berpengetahuan".
56. Dan Demikianlah kami memberi kedudukan kepada
Yusuf di negeri Mesir; (Dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia
kehendaki di bumi Mesir itu. kami melimpahkan rahmat kami kepada siapa yang
kami kehendaki dan kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat
baik.
Mufradat
:
bqããu÷s? = Bercocok tanam, berladang
$\/r&y = Biasa
M?|Áym = Kalian tuai/ petik
nrâxsù = Maka biarkanlah
&Î#ç7.^ß = Pada bulirnya
bqè=ä.ù's? = Kalian makan
#yϩ = Amat sulit
`ù=ä.ù't = Menghasilkan
LäêøB£s% = Kalian menghadapi
bqãYÅÁøtéB = Simpan
P%tæ = Tahun
^$tóã = Hujan
brçÅÇ÷èt = Mereka memeras
móÁÎ=÷tGór& = Memilih dia
ûüÅ3tB = Berkedudukan
ûüÏBr& = Dipercaya
ûÉî!#tyz = Bendaharawan
áÏÿym = Pandai menjaga, menyimpan
OÎ=tæ = Berpengetahuan
&§qt6tGt = Dia berkuasa penuh
]øym = Dimana saja
ä!$t±o = Dia kehendaki
=ÅÁçR = Kami limpahkan
ßìÅÒçR = Kami sia- siakan
Tafsir dan Analisis :
Berikut
tafsir surah yusuf ayat 47 – 49 pada kitab Safwah al- Tafasir 2 :
Berikut
tafsir surah yusuf ayat 47 – 49 pada kitab Tafsir al- Qasimi :
Dari dua buah kitab
diatas memiliki tafsir yang hampir sama dan kamipun setuju akan isi dari tafsir
tersebut. Untuk menganalisis lebih lanjut dan memudahkan analisis kami pun
mengambil beberapa tafsir lain yang berbahasa Indonesia seperti Tafsir al-
Azhar, dan Tafsir Ibnu Qatsir Jilid ke-empat. Sama seperti sebelumnya isinya
pun tak jauh berbeda.
Pada awal surah yusuf ayat 47
dalam tafsir al- azhar maksudnya dari “ Dia berkata: “Kamu akan
berladang tujuh tahun dengan kerja keras.” ( pangkal ayat 47) tujuh tahun
lamanya tanahmu akan subur, hujan pun cukup, atau banjir sungai nil akan
melimpah. Tetapi sungguhpun demikian, kesuburan tanah itu pun hanya akan dapat
memberi hasil yang berlimpah- limpah apabila dikerjakan dengan Da-aban; kerja
keras membanting tulang. Adapun dalam tafsir Ibnu Katsir, Qasimi, dan Safwah
mengartikan Da-aban dengan sebaimana biasa, maksudnya berladanglah kamu
sebagaimana biasa. Dijelaskan juga bahwa mimpi raja 7 ekor sapi gemuk maksudnya
7 tahun kesuburan tanah dan hujan. Dalam penafsiran ini kami setuju kepada
keduanya namun lebih condong kepada tafsir al- azhar karena secara logika
pemakalah walaupun tanah subur dan hujan cukup tak ada gunanya tanpa usaha
keras atau telaten dalam mengerjakannya
Kemudian dilanjutkan dengan “Maka apa
yang kamu tuai hendaklah kamu tinggalkan pada tangkai/ bulirnya, kecuali
sedikit dari apa yang kamu makan.” (ujung ayat 47) maksudnya setelah bekerja
keras berladang selama tujuh tahun apabila hendak menuai/ memanen lading
tersebut hendaklah diambil sedikit untuk kamu makan sedangkan sisanya biarkan
ditangkainya atau dilumbungkan, supaya awet dan tahan lama. Disini diambil
contoh gandum sebagai hasil ladangnya. Hal serupa juga ditafsir ibnu katsir,
safwah dan qasimi bahwa hasil 7 tahun disimpan dan dibiarkan dibulirnya agar
awet dalam tafsir ini kami setuju sepenuhnya.
Nabi Yusuf memberitahukan pada ayat
selanjutnya bahwa “kemudian akan datang pada yang demikian itu tujuh tahun yang
payah” (pangkal ayat 48). Maksudnya setelah 7 tahun kesuburan tibalah 7 tahun
yang payah dan amat sulit dikarenakan tak cukup hujan, dan kemarau yang terlalu
panjang sehingga disebutkan dalam mimpi raja 7 ekor sapi yang kurus- kurus,
karena tanah kering tentu saja binatangpun jadi kurus- kurus pula. “dia akan
memakan apa yang kamu sediakan baginya.” Dia disana maksudnya 5 tahun yang
kering gersang dan kemarau itu, sehingga hasil gandum menjadi susut samasekali,
malahan hangus sebelum berbuah, pada waktu itu kemarau yang 7 tahun akan
menghabiskan persediaan dari limpahan hasil 7 tahun yang subur itu. Itu
sebabnya nabi yusuf menyuruh untuk menyimpan dan mengawetkan/ melumbungkan dan
tidak berlebihan memakannya pada 7 tahun yang subur. “kecuali sedikit dari yang
kamu lumbungkan.” (ujung ayat 48) maksudnya yang kamu lumbungkan/ simpan itulah
yang akan menyelamatkan kamu dari bahaya kelaparan di 7 tahun yang amat sulit.
Itulah yang digambarkan dalam mimpi raja bahwa 7 ekor sapi kurus- kurus memakan
7 ekor sapi gemuk yang berarti 7 tahun sulit menghabiskan persediaan 7 tahun
yang subur kecuali simpanan yang kamu awetkan.
Dan katanya lagi “kemudian akan datang
sesudah yang demikian setahun yang manusia diberi cukup hujan dan mereka
memeras.” (ayat 49) maksudnya setelah 7 tahun kesuburan dan 7 tahun yang payah
akan datang tahun dimana manusia diberi cukup hujan, sehingga tanah yang
tadinya mati, hidup kembali, tanah pun subur, tanaman menghijau dan mereka
memeras gandum dijadikan tepung, memeras gandum dijadikan makanan yang lain
bahkan dijadikan minuman, yang semuanya menunjukkan kembalinya hidup, karena
terlepas dari bahaya kelaparan. Bisa juga memeras anggur dan menurut Ali bin
Abu Thalhah, yang diterimanya dari Ibnu Abbas “memeras air susu dari kambing atau sapi- sapi yang telah gemuk
karena kesuburan telah kembali, pun termasuk dalam ayat ini.”
Sayid Quthub didalam “Fi Zhilalil
Qur’an” meminta perhatian kita tentang tahun yang ke- 15 tanah akan subur,
hujan akan banyak turun dan orang- orang mulai memeras hasil tanaman dan ternak
ini tidaklah termasuk dalam rangka mimpi raja. Karena mimpi raja hanya 2 kali
tujuh tahun, tahun subur dan tahun kemarau. Kata Sayyid Quthub, tambahan
penerkaan yusuf yang setahun ini sehingga berjumlah 15 tahun, adalah Ilmul Ladunni yang langsung diterima
yusuf dari Allah.
Demikianlah Yusuf telah mena’birkan
mimpi raja dengan jelas sementara para penasehat raja tak mampu mena’birkannya.
Dalam mena’birkan pun dia menyelipkan nasehat seperti Da-aban : bekerja keras
jangan malas karena 7 tahun yang subur adalah kesempatan untuk mencadangkan
kebutuhan pada 7 tahun sulit. Yusuf telah mengatakan mudah mena’birkan mimpi
seperti halnya mena’birkan mimpi temannya yang dipenjara dahulu bukan karena
tenung, bukan ramal, sihir, tetapi anugerah langsung dari Allah. Berkat didikan
tauhid dari ayahnya Ya’qub, kakeknya Ishak dan Datuknya Ibrahim.
Dari 4 tafsir diatas kami menganalisis
hubungan 3 ayat ini dengan politik ekonomi adalah bagaimana peran seorang yusuf
yang saat itu berstatus menjadi tahanan namun tanpa meminta imbalan dia tetap
memberi saran juga mena’birkan mimpi raja, berarti secara politik dia
berkepribadian yang baik dan jujur untuk menyampaikan apa yang dia ketahui.
Lalu pada ekonominya lebih besar lagi peran Yusuf yaitu lewat mimpi raja dia
mampu mengatur dan memanage sebuah Negara (mesir) pada saat itu dan tentu saja
dengan pertolongan Allah Swt. Dia memberi nasehat yang santun kepada raja lewat
mimpi itu bahwa tanpa bekerja dan hemat maka mereka tidak akan mampu menghadapi
tahu berikutnya. Seandainya dalam sistem dinegara kita ini diterapkan suatu
politik ekonomi yang seperti ini yaitu secara jujur, adil dan bertanggung jawab
terhadap kata- kata yang diucapkan maka sungguh impian Negara yang damai dan
sejahtera akan mudah tercapai.
Berikut
tafsir surah yusuf ayat 54 - 56 pada kitab Safwah al- Tafasir 2 :
Berikut
tafsir surah yusuf ayat 54 - 56 pada kitab Tafsir al- Qasimi :
Sebelum memasuki tafsir ayat 54 kita
perlu tahu pada ayat sebelumnya diceritakan perempuan- perempuan yang dahulu
terpesona dan menggoda nabi Yusuf memberi saksi bahwa Yusuf adalah manusia yang
baik- baik sehingga raja percaya lalu pada ayat 54, “berkatalah raja, bawalah
dia kepadaku.”(pangkal ayat 54). Bawalah dia ke dalam istana ini. “akan
kujadikan dia orang yang rapat kepadaku.” Karena orang seperti Yusuf lah yang
pantas menjadi ahli majlis raja. Dalam tafsir ibnu katsir dijadikan orang yang
dekat/ penasehat. Maka dilaksanakanlah perintah raja. Nabi Yusuf dibawa ke
istana dan dibawakan baju persalinan orang- orang besar, lalu diiringi dengan
kebesaran ke dalam majlis raja.
“Maka tatkala raja bercakap dengan
dia.” Yaitu ketika Nabi Yusuf betemu dan becakap langsung dengan raja, dalam
tafsir lain dikatakan setelah bercakap Raja pun terpesona akan akhlak,
karakter, kelebihan, kepandaian, profil dan kesempurnaannya. Raja melanjutkan
“Raja berkata, mulai hari ini engkau disisi kami adalah orang yang berpangkat/
berkedudukan.” Tidak lagi menjadi sembarang orang tidak pula seorang tahanan
tetapi menjadi orang yang berkedudukan ibarat jadi menteri mendadak.
Dilanjutkan “dan dipercayai.” (ujung ayat 54) yaitu sudah pasti dimanapun
seorang yang berkedudukan pastilah orang yang dipercayai bukan sembarang orang.
Pangkat/ kedudukan adalah semata- mata kehormatan yang dianugerahkan Raja.
Tetapi Nabi Yusuf lebih dari itu beliau selain diberi kedudukan juga diberi
tanggung jawab sebab dipercayai.
Tersebut dalam beberapa tafsir, bahwa
tatkala Yusuf telah hadir dalam majlis raja dan becakap- cakap kembali
mengulang- ulangi tentang mimpi raja yang ganjil itu,dengan muka berseri- seri
raja bertitah kepada segenap orang besar- besar yang hadir: “Adakah kita
mendapati orang lain yang seperti Yusuf ini? Yang senantiasa turun kepadanya
bantuan langsung dari Tuhan?.” Semuanya menggelengkan kepala karena kagum. Lalu
raja pun bertitah kepada Yusuf sendiri: “ Setelah Allah memberi pengetahuan
kepada kami tentang siapa engkau ini, maka saya memutuskan bahwa ahli hikmat
dalam negeri ini hanya engkau, maka istana ini adalah istana engkau, segala
perintah yang keluar dari mulut engkau akan ditaati oleh rakyatku. Kelebihanku
dari engkau hanya satu saja, yaitu karena akulah yang duduk diatas tahta kerajaan.
Maka mulai sekarang segala kekuasaan di Mesir ini aku serahkan ke tanganmu.”
Lalu Raja menanggalkan cincin Cap Raja dari jarinya dan meletakkannya sendiri
ke jari Yusuf dihadapan orang besar- besar yang banyak itu, lali dipakaikan
kepada beliau pakaian yang sesuai dengan jabatannya dan dipakaikan pula kalung
kebesaran dari emas pada lehernya, dan disediakan kendaraan yang layak beliau
pakai, lalu dititahkan mengarak beliau keliling negeri Mesir . Dan beliau
diberi gelar “penyelamat alam.” Lalu dikawinkan dengan seorang puteri anak
orang besar kerajaan. Sedang usianya di waktu itu sebagai yang diriwayatkan
Ibnu Abbas, 30 tahun.
Setelah menerima limpahan karunia yang
demikian itu. Yasuf pun menunjukkan keinsafan bahwa kehormatan tertinggi ini
bukanlah semata- mata perhiasan hidup, tetapi tanggung jawab. Dia tidak mau
hanya menerima harta berlimpah-limpah, pakaian keemasan, kendaraan yang mewah,
kalau semua tidak seimbang dengan tanggung jawab. Sebab itu berdatang sembahlah
dia kepada Raja.
“Dia berkata: Jadikanlah aku
(bertanggung jawab) atas perbendaharaan- perbendaharaan negara.” (pangkal ayat
55). Segala perbendaharaan atau sumber- sumber kekayaan, sumber ekonomi kata
kita sekarang, diminta Yusuf supaya dipercayakan seluruhnya kepadanya, supaya
dapat diatur mana yang patut dibelanjakan dan mana yang patut dihematkan. Dan
dengan rendah hati dia mengatakan “Sesungguhnya aku adalah seorang pandai
menjaga lagi berpengetahuan/ berpengalaman.” Dalam tafsir al- azhar hafizh
diartikan pengatur, karena dalam suatu kerajaan yang teratur , kesanggupan
mengatur kekayaan Negara itulah yang menjadi pokok pangkal dari kekayaan
Negara. Berpengetahuan/ berpengalaman disana dimaksudkan bagaiman derita dan
cobaan agi Nabi Yusuf dari dibuang kesumur lalu dijadikan budak, difitnah dan
dipenjara lalu dikhianati teman hingga beberapa tahun lamanya. Dari
pengalamannya itulah dia menjadi matang.
Menjadi perbincangan didalam kalangan
ahli tafsir tentang sikap Nabi Yusuf ini, yaitu dua perkara yang pada waktu
bias dipandang kurang layak pertama beliau diberi tanggung jawab, dan beliau
meminta diberi pangkat, kedua beliau memuji diri sendiri. Serahkan kepadaku
seluruh perbendaharaan Negara, sesungguhnya aku pengatur/ pandai menyimpan dan
berpengetahuan. Tentang meminta suatu jabatan, sudah tersebut dalam sebuah
hadist yang artinya:
“Berkata
Nabi Muhammad s.a.w,. Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan pekerjaan
ini kepada orang yang memintakannya atau sangat berambisi.” (Riwayat Bukhari
& Muslim)
..... xsù
(#þq.tè?
öNä3|¡àÿRr&
( … ÇÌËÈ
32.... Maka janganlah kamu mengatakan
dirimu suci.....,
Menurut az- Zamakhsyari Nabi Yusuf meminta
kedudukan bendahara semata-mata karena Allah bukan sombong dan menginginkan
kemegahan dunia. Qatadah mengatakan ini dalil yang membolehkan seorang muslim
meminta jabatan kepada orang kafir daripada orang kafir itu memerintah semau-
maunya. Sedangkan Abus Su’ud menafsirkan lebih dalam yaitu semua sudah kehendak
Allah raja hanya perantara untuk menyalurkan apa yang ditakdirkan Allah.
Menurut keterangan Muhammad bin Ishak, setelah Yusuf menyatakan kesanggupannya
mengatur pembendaharaan Negara itu, raja mengabulkannya, dan pada waktu itu
pula bendahara yang lama Athfir dimakzulkan dig anti Yusuf, tak lama Athfir
meninggal dunia lalu raja menikahkan Yusuf dengan janda Athfir yaitu perempuan
yang dulu menggodanya. Setelah begaul barulah diketahui bahwa Athfir mempunyai
penyakit sehingga tidak bias menyetubuhi istrinya sehingga dia menggoda Yusuf
dahulu. Menurut Ibnu Ishak, Nabi Yusuf beroleh putera dari perempuan itu 2
orang, yaitu Afraisim bin Yusuf dan Misya bin Yusuf.
“Demikianlah, telah Kami berikan
ketetapan bagi yusuf dinegeri itu, dia boleh menempati/ pergi kemana dia suka.”
(pangkal ayat 56). Maksudnya setelah kekuasaan raja diserahkan kepadanya. Mulai
waktu itu dia telah dapat berbuat sekehendak hatinya diseluruh bumi negeri
Mesir, kemana saja dia pergi, dimana dia menginap bahkan dimana dia mau membuat
istana tidak ada yang menghalanginya, sebagai kebalikan yang diterimanya dari
deritanya selama ini.menurut al- Qurthubi dalam tafsirnya setelah Raja
menyerahkan seluruh kekuasaan dibumi Mesir itu kepada Yusuf, ditunjukkannyalah
sifat belaskasihannya kepada seluruh manusia. Dan diserunyalah mereka supaya
memeluk agama islam. Wahab, as- Suddi, Ibnu Abbas dan lain- lain setelah dating
7 tahun yang subur diperintahkanlah untuk memperluas lading dan Nabi Yusuf
mengatur pertanian dengan baik selama 14 tahun itu. Dengan persediaan dan
kepandaiannya mengatur dan menghemat sehingga Negara Mesir menjadi kaya raya
setelah 14 tahun itu.
0 komentar "Makalah Perbankan Syariah Tafsir Ahkam Ekonomi Surah Yusuf", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment